Masih menikmati senja bersama alunan rindu yang menggebu.
Menggetarkan hati menjadikan sukma melewati hari sore.
Bersama tenggelamnya matahari yang bersandar pada peraduan. Laksana embun yang bercengkrama pada dedaunan.
Hembusan angin yang menjatuhkan daun kering menjadikan hiasan untuk tanah yang basah.
Tak usah resah pada hati yang gelisah. Layaknya pasir yang tersapu oleh ombak.
Tak perlu kau pikirkan malam yang menjadi siang. Dalam keheningannya, aku masih bercumbu pada kesyahduan.
Segumpal awan terlilit kenangan yang menjadikan hitam.
Tatkala letih menggerogoti jiwa yang terkurung pada sangkar emas. Menunggu bulan membulat penuh liat.